- KONDISI PENDIDIKAN PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG
Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia, semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sisitem pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan perang. Tidak mengherankan bahwa segala komponen sistem pendidikannya ditujukan untuk kepentingan perang. Adapun karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:
- Dihapusnya “dualisme pendidikan”
Pada masa Belanda terdapat dua jenis pengajaran, yaitu pengajaran kolonial dan pengajaran bumi putera, jepang mengganti sisitem seperti iuu dengan jenis sekolah rendah yang diadakan bagi semua lapisan masyarakat selama 6 tahun, sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan namanya diganti menjadi sekolah pertama. Serta jenjang pengajaran pun menjadi:
- Sekolah rakyat 6 tahun (termasuk sekolah pertama)
- Sekolah menengah 3 tahun
- Sekolah menengah tinggi 3 tahun (SMA pada zaman Jepang)
- Berubahnya tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah untuk menyediakan tenaga cuma-cuma (romusha) dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan Jepang. Oleh karena itu, diharuskan latihan fisik dan latihan kemiliteran.
- Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan.
Proses pembelajaran disekolah diganti dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan di sekolah antara lain:
- Mengumpulkan batu, pasir untuk kepentingan perang
- Membersihkan bengkel-bengkel & asrama militer
- Menanam umbi-umbian, sayur-sayuran di pekarangan sekolah untuk persediaan makanan
- Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang
Seorang pendidik sebelum mengajar diwajibkan terlebih dahulu mengikuti didikan dan latihan yang dipusatkan di Jakarta selama tiga bulan. Untuk menanamkan semangat jepang tersebut, maka diajarkan bahasa jepang dan nyanyian-nyanyian semangat kemiliteran kepada para murid.
- Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan
Kondisi pendidikan pada masa jepang bahkan lebih buruk dari pada pendidikan pada masa penjajahan belanda. Sebagai gambarannya dapat dilihat dari segi kuantitatif
trend nya mengalami kemunduran (sekolah, murid,dan guru).
- Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
Meskipun bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa pengantar pada tiap-tiap jenis sekolah, akan tetapi sekolah-sekolah itu dipergunakan juga sebagai alat untuk memperkenalkan budaya jepang kepada rakyat.
- KEBIJAKAN JEPANG TERHADAP AGAMA ISLAM
Walaupun kondidisi pendidikan jepang sedemikian parahnya, namun bagi agama islam ada sedikit nilai positifnya pada masa awal masuknya jepang ke Indonesia, umat islam penuh harapan bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia dapat terwujud, dengan masuknya jepang ke Indonesia dan terusirnya belanda. Sebagai umat islam, bangsa Indonesia yang selama ini merasakan adanya diskriminasi dalam soal kehidupan beragama, dengan masuknya jepang ke Indonesia akan berakhir. Karena itu, jepang selalu mengulang-ulang menyampaikan maksudnya menghormati dan menghargai islam.
Pemerintah jepang menampakkan diri seakan akan membela kepentingan islam, yang merupakan siasat untuk kepentingan dunia. Untuk mendekati ummat islam, mereka menempuh beberapa kebijakan, diantaranya ialah:
- Kantor urusan agama yang ada pada zaman Belanda yang dipimpin oleh orang-orang orientalis Belanda, diubah oleh Jepang menjadi kantor sumubi yang dipimpin oleh KH. Hasyim Asy’ari
- Para ulama islam bekerjasama dengan pimpinan-pimpinan orientalis di izinkan membentuk barisan pembela tanah air (PETA)
- Umat islam di izinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut majelis islam a’la indonesia (MIAI) yang bersifat kemasrayarakatan. Namun pada bulan oktober 1943 MIAI di bubarkan dan diganti dengan majelis sura muslimin indonesia (MASYUMI) Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pemerintah Jepa
- Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama
- Pemerintah Jepang mengizinkan pembentukkan barisan hizbullah untuk memberikan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam, barisan ini dipimpin oleh K.H. Zainal Arifin
- Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya sekolah tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakir dan Bung Hatta.
- PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA PENJAJAHAN JEPANG
Jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak pendidikan lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini memberikan kesempatan bagi pendidikan islam untuk berkembang melalui:
- Madrasah
Awal pendudukan jepang, madrasah berkembang dengan cepat terutama dari segi kuantitas. Hal ini dapat dilihat terutama di daerah Sumatra yang terkenal dengan madrasah awaliyahnya.
- Pendidikan agama di sekolah
Sekolah negeri diisi dengan pelajaran budi pekerti. Hal ini memberi kesempatan pada guru agama islam untuk mengisinya dengan ajaran agama, dan di dalam pendidikan agama tersebut juga di masukan ajaran tentang jihad melawan penjajah.
- Perguruan tinggi Islam
Pemerintah jepang mengizinkan berdirinya sekolah tinggi Islam di jakarta yang dipimpin oleh KH. Wahid Hasyim, KH. Muzakkar, dan Bung Hatta.
Walaupun jepang berusaha mendekati umat islam dengan memberikan kebebasan dalam beragama dan dalam mengembangkan pendidikan namun para ulama tidak akan tunduk kepada pemerintahan jepang, apabila mereka menggangu akidah umat hal ini kita dapat saksikan bagaimana masa jepang ini perjuangan KH. Hasyim Asy’ari beserta kalangan santri menentang kebijakan jepang yang memerintahkan untuk melakukan seikere (menghormati kaisar jepang yang dianggap keturunan dewa matahari) . Akibat sikap tersebut beliau ditangkap dan dipenjarakan oleh jepang selama 8 bulan.
- PENGARUH YANG DITIMBULKAN DARI KEBIJAKAN PEMERINTAH JEPANG BAGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Ada satu hal yang melemahkan dari aspek pendidikan yang diterapkan Jepang yakni penerapan sistem pendidikan militer. Sistem pengajaran dan kurikulum disesuaikan untuk kepentingan perang. Siswa memiliki kewajiban mengikuti latihan dasar kemiliteran dan harus mampu menghapal lagu kebangsaan Jepang. Begitu pula dengan para gurunya, diwajibkan untuk menggunakan bahasa Jepang dan Indonesia sebagai pengantar di sekolah menggantikan bahasa Belanda. Untuk itu para guru wajib mengikuti kursus bahasa Jepang yang diadakan oleh pemerintah Jepang.
Dengan demikian sistem pendidikan yang diterapkan Jepang di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan sistem pendidikan yang diterapkan Belanda yakni pendidikan masa penjajahan Belanda bersifat lebih liberal namun terbatas untuk kalangan tertentu saja,sementara pada masa Jepang konsep diskriminasi tidak ada tetapi terjadi penurunan kualitas secara drastis baik dari sisi keilmuan maupun mutu murid dan guru.
BAB III KESIMPULAN Sistem pendidikan Belanda yang selama ini berkembang di Indonesia, semuanya diganti oleh bangsa Jepang sesuai dengan sistem pendidikan yang berorientasi kepada kepentingan perang, adapun karakteristik sistem pendidikan Jepang adalah sebagai berikut:
- Dihapusnya “dualisme pendidikan”
- Berubahnya tujuan pendidikan
- Proses pembelajaran diganti kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan
- Pendidikan dilatih agar mempunyai semangat perang
- Pendidikan pada masa jepang sangat memprihatinkan
- Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi
Sikap penjajah jepang terhadap pendidikan islam ternyata lebih lunak, sehingga ruang gerak pendidikan lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini memberikan kesempatan bagi pendidikan islam untuk berkembang, diantaranya:
- Mendirikan madrasah
- Pendidikan agama di sekolah